Tuesday, October 17, 2017

Tim Sinkronisasi Pastikan Anies Setop Reklamasi Jakarta


- Tim Sinkronisasi bentukan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memastikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta.
"Pak Anies tidak bergeser (keputusan), karena secara logika (proyek reklamasi Teluk Jakarta) tidak bisa dilanjutkan. Selain itu mengganggu lingkungan," kata Ketua Tim Sinkronisasi, Sudirman Said, dalam program Indonesia Lawyers Club di tvOne pada Selasa malam, 17 Oktober 2017.
Dalam kesempatan itu, Sudirman menyanggah pernyataan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Hariyadi B Sukamdani, yang membanding-bandingkan reklamasi Teluk Jakarta dengan proyek serupa, misal, di Belanda, Jepang, Dubai, Singapura, dan lain-lain. Reklamasi di sana, katanya, juga menciptakan pusat pertumbuhan baru ekonomi.
Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu, perbandingan itu tak adil. Wilayah negara-negara itu jelas tak seluas Jakarta, apalagi Indonesia. "Dubai kita tahu, ya, segitulah wilayahnya." 
Hariyadi, dalam forum yang sama, menganggap polemik seputar reklamasi Teluk Jakarta sesungguhnya karena persoalan sederhana yang tak tuntas, yakni sosialisasi. Dia menilai proyek reklamasi itu ditentang sebagian kalangan karena tujuan baiknya tak tersampaikan. Di sisi lain, aspirasi masyarakat tak diakomodasi dengan dengan baik.
Dia menyebut sebagian besar proyek reklamasi, terutama di luar negeri, berjalan sukses. Kawasan-kawasan yang direklamasi kemudian menjadi pusat pertumbuhan baru ekonomi. Dia mencontohkan keberhasilan reklamasi di Belanda, Jepang, Dubai, Singapura, dan lain-lain.
"Semua (proyek reklamasi) itu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru," katanya.

Monday, October 16, 2017

Korea Utara Ancam 'Serbu' Australia

Australia belakangan terus menunjukkan sikapnya dan berupaya menyelaraskan diri mendukung langkah Amerika Serikat serta Korea Selatan terkait ketegangan nuklir yang terus berlanjut. Sebaliknya, Australia menunjukkan sikap menyudutkan rezim Pyongyang.
Akibatnya, Korea Utara pun merasa geram, dan langsung melontarkan ancaman pada Australia. Melalui media yang dikelola negara, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Korut mengancam akan mengirim bencana buat Australia. 
"Akhir-akhir ini, Australia menunjukkan langkah-langkah berbahaya untuk secara bersemangat bergabung dengan provokasi politik dan militer AS yang menghina DPRK," sebut KCNA.
Dalam publikasi itu juga disebutkan, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, secara pribadi telah menyatakan dukungannya untuk AS, mempertimbangkan semua opsi termasuk penggunaan kekuatan untuk menyerang DPRK. Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, juga disebut-sebut mengecam DPRK selama kunjungannya ke Korea Selatan.
Selama kunjungan tersebut, para menteri menekankan perlunya tekanan diplomatik untuk menggagalkan ambisi nuklir Korea Utara dan mendesak negara tersebut tidak melakukan tes senjata lagi serta menghentikan program nuklir dan misilnya.
"Jika Australia terus mengikuti Amerika Serikat dalam menjatuhkan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik kepada DPRK, meskipun kami berulang kali memperingatkan, mereka tidak akan dapat menghindari bencana," KCNA kembali memperingatkan.
Sebelumnya Bishop menjanjikan solidaritas dengan Korea Selatan dalam menghadapi ancaman nuklir Korut yang sedang berlangsung. "Kami berdiri bersatu dengan (Korea Selatan) melawan perilaku provokatif dan mengancam Korea Utara," kata Bishop kepada wartawan. (Sumber: News.com dan Skynews)

Wakil Korut di PBB: Perang Nuklir Bisa Terjadi Kapan Saja


DOWNLOAD OURWakil KoSalah satu rudal Korea Utara dengan nama Mars-12 saat diluncurkan. Namun tak diketahui persis, kapan rudal itu diluVIVA.co.id – Wakil Korea Utara di PBB memperingatkan terjadinya perang nuklir. Ia menyampaikan ancaman tersebut saat sidang umum PBB.
"Situasi di Semenanjung Korea saat ini telah mencapai titik sentuh, dan perang nuklir dapat terjadi kapan saja," ujar Kim In Ryong di hadapan Komite Perlucutan Senjata di Sidang Umum PBB, Senin, 16 Oktober 2017.
Korea Utara, Kim menambahkan, adalah satu-satunya negara di dunia yang telah mengalami ancaman nuklir ekstrem dan langsung dari Amerika Serikat sejak tahun 1970an. Kim menegaskan, negaranya memiliki hak untuk memiliki senjata nuklir untuk membela diri.
Dia menunjuk pada latihan militer skala besar yang digelar setiap tahun dengan menggunakan aset nuklir. Kim juga menyinggung hal yang menurut negaranya paling berbahaya adalah rencana AS untuk melakukan 'operasi rahasia' yang bertujuan untuk menyingkirkan kepemimpinan tertinggi mereka.
Diberitakan oleh Washington Post, 16 Oktober 2017, Kim mengatakan tahun ini Korea Utara telah menyelesaikan 'kekuatan nuklir' mereka, dan dengan demikian mereka memiliki kekuatan nuklir penuh yang memiliki sarana pengiriman berbagai jenis, termasuk bom atom, bom Hidrogen dan rudal balistik antarbenua.
"Seluruh daratan utama AS berada dalam jangkauan tembak kami dan jika AS berani menyerang wilayah suci kami bahkan satu inci pun, tidak akan lolos dari hukuman berat kami di belahan dunia mana pun," ujarnya memberi peringatan.
Pidato Kim disampaikan menyusul meningkatnya ancaman antara Korea Utara dan Amerika Serikat, serta jatuhnya sanksi PBB yang terus menyulitkan Korea Utara.
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya telah membatasi hubungan ekonomi, ilmiah dan lainnya dengan Korea Utara sesuai dengan sanksi PBB.  Uni Eropa juga mengumumkan sanksi baru kepada Pyongyang yang terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.

Usai Dilantik, Anies-Sandi Gelar Pertemuan dengan Jokowi

Usai dilantik Presiden Joko Widodo, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno melakukan pertemuan tertutup di Istana Negara, Jakarta, Senin sore, 16 Oktober 2017. Pertemuan itu berlangsung kurang lebih 15 menit.
Dikonfirmasi soal pertemuan tersebut, Anies belum bersedia membicarakannya. Tapi, Anies mengaku cukup akrab saat berbincang dengan Jokowi.
"Ya ngobrol. Namanya kenal lama. Macam-macam ya di sepanjang jalan tadi. Kita tadi guyon-guyon sepanjang jalan. Tentang prosesi yang kita jalani," ujar Anies, di Istana Negara.
Anies dan Jokowi memang sudah akrab lama. Saat Pemilihan Presiden 2014, Anies Baswedan sempat dipercaya menjadi Juru Bicara Jokowi-Jusuf Kalla. Kemudian, Anies juga pernah masuk sebagai anggota tim Transisi Jokowi-JK.
Kedekatan mereka berlanjut saat duet Jokowi-JK memang dan menjadi memimpin Indonesia periode 2014-2019. Anies diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, akhirnya Anies terkena reshuffle yang menjadi jalannya ikut Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan berhasil menang.
Anies mengaku dalam beberapa waktu ke depan, ia akan bertemu lagi dengan Presiden Jokowi.
"Ya presiden tadi menyampaikan dalam 1-2 hari ini beliau mengundang untuk bertemu dan Insya Allah kami siap," katanya.

Soal Reklamasi, Yusril Siap Bantu Anies-Sandi

Usaha Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan – Sandiaga Uno menjadikan Jakarta lebih baik mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra.
Yusril mengatakan sangat mendukung apa pun yang menjadi program Anies-Sandi, termasuk juga menyelesaikan masalah reklamasi.
Tak mau berspekulasi bisa tidaknya pemimpin baru Jakarta itu menyelesaikan masalah reklamasi Jakarta. Dia hanya berharap mengenai reklamasi ini, keduanya menemukan solusi yang tidak merugikan sejumlah pihak.
"Kita lihat saja. Saya kira keduanya perlu konsentrasi lebih banyak dengan orang-orang yang memahami persoalan itu. Karena suatu proyek sudah dimulai dan menimbulkan dampak, dan itu memerlukan langkah penyelesaian yang bijak supaya tetap memiliki manfaat," kata Yusril di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 16 Oktober 2017.
Yusril yang merupakan mantan Menteri Sekretaris Negara hadir di Balai Kota sebagai tamu undangan kegitaan serah terima jabatan (Sertijab) Anies-Sandi selaku Gubernur DKI dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Ditanya pendapatnya mengenai kampanye Anies dan Sandi yang menolak reklamasi, berbeda dengan keinginan pemerintah pusat, Pakar Hukum Tata Negara itu mengaku akan memberikan masukan bila diminta secara resmi oleh gubernur dan wakil gubernur DKI.
"Ya nanti saja, kalau mereka (Anies-Sandi) tanya, saya akan jawab (berikan masukan)," kata Yusril. (ase)

Pidato Lengkap Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pidato politiknya usai dilantik dan serah terima jabatan pada Senin malam, 16 Oktober 2017. Dari atas panggung di Balai Kota, mantan Anies menuturkan sejumlah permasalah Ibu Kota dan solusinya.
Berikut pidato lengkap Anies Baswedan didampingi istri dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno dan istri.
Saudara-saudara semua warga Jakarta. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera semua. Om swastiastu. Namo buddhaya.
Saudara-saudara semua, hari ini satu lembar baru kembali terbuka dalam perjalanan panjang Jakarta. Ketika niat yang lurus, ikhtiar gotong-royong dalam makna yang sesungguhnya, didukung dengan doa-doa yang kita terus bersama panjatkan, maka pertolongan dan ketetapan Allah itu telah datang.
Tak ada yang bisa menghalangi apa yang telah ditetapkan oleh-Nya, dan tidak ada pula yang bisa mewujudkan apa yang ditolak oleh-Nya. Warga Jakarta telah bersuara dan terpaut dengan satu rasa yang sama, keadilan bagi semua.
Mari kita terus panjatkan syukur dan doa keselamatan kepada Allah, Yang Maha Menolong dan Maha Melindungi. Hari ini sebuah amanat besar telah diletakkan di pundak kami berdua. Sebuah amanat yang harus dipertanggungjawabkan dunia akhirat.
Hari ini adalah penanda awal perjuangan dalam menghadirkan kebaikan dan keadilan yang diharapkan seluruh rakyat Jakarta, yaitu kemajuan Ibu Kota tercinta dan kebahagiaan seluruh warganya. Hari ini, saya dan Bang Sandi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur bukan bagi para pemilih kami saja, tapi bagi seluruh warga Jakarta. Kini saatnya bergandengan sebagai sesama saudara dalam satu rumah untuk memajukan kota Jakarta.
“Holong manjalak holong, holong manjalak domu," demikian sebuah pepatah Batak mengungkapkan. Kasih sayang akan mencari kasih sayang, kasih sayang akan menciptakan persatuan. Ikatan yang sempat tercerai, mari kita ikat kembali. Energi yang sempat terbelah, mari kita satukan kembali.
Jakarta adalah tempat yang dipenuhi oleh sejarah. Setiap titik Jakarta menyimpan lapisan kisah sejarah yang dilalui selama ribuan tahun. Jakarta tidak dibangun baru-baru saja dari lahan hampa. Sejak era Sunda Kalapa, Jayakarta, Batavia hingga kini, Jakarta adalah kisah pergerakan peradaban manusia. Jakarta sebagai melting pot telah menjadi tradisi sejak lama. Di sini tempat berkumpulnya manusia dari penjuru Nusantara, dan penjuru dunia.
Jakarta tumbuh dan hidup dari interaksi antarmanusia. Dalam sejarah panjang Jakarta, banyak kemajuan diraih dan pemimpin pun datang silih berganti. Masing-masing meletakkan legasinya, membuat kebaikan dan perubahan demi kota dan warganya. Untuk itu kami sampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada para gubernur dan wakil gubernur sebelumnya, yang turut membentuk dan mewarnai wujud kota hingga saat ini.
Jakarta juga memiliki makna pentingnya dalam kehidupan berbangsa. Di kota ini, tekad satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa persatuan ditegakkan oleh para pemuda. Di kota ini pula bendera pusaka dikibartinggikan, tekad menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat diproklamirkan ke seluruh dunia.
Jakarta adalah satu dari sedikit tempat di Indonesia yang merasakan hadirnya penjajah dalam kehidupan sehari-hari selama berabad-abad lamanya. Rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme. Kini telah merdeka, saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai terjadi di Jakarta ini apa yang dituliskan dalam pepatah Madura, "Itik se atellor, ajam se ngeremme." Itik yang bertelur, ayam yang mengerami. Seseorang yang bekerja keras, hasilnya dinikmati orang lain.
Kini kami datang untuk melanjutkan segala dasar kebaikan yang telah diletakkan para pemimpin sebelumnya, sembari memperjuangkan keberpihakan yang tegas kepada mereka yang selama ini terlewat dalam merasakan keadilan sosial, membantu mengangkat mereka yang terhambat dalam perjuangan mengangkat diri sendiri, serta membela mereka yang terugikan dan tak mampu membela diri. Jakarta adalah ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka selayaknya ia menjadi cermin dan etalasi dari semangat NKRI, semangat Pancasila dan semangat tegaknya konstitusi. Di kota inilah Pancasila harus mengejawantah, setiap silanya harus mewujud menjadi kenyataan. Dimulai dari hadirnya suasana ketuhanan dalam setiap sendi kehidupan kota. Indonesia bukanlah negara yang berdasar satu agama, namun Indonesia juga bukan negara sekuler. Ketuhanan, selayaknya menjadi landasan kehidupan warga.
Prinsip ketuhanan ini kemudian harus diwujudkan pula dengan hadirnya rasa kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa ada yang terpinggirkan, terugikan, apalagi tidak dimanusiakan dalam kehidupannya. Perjuangan selanjutnya adalah memperjuangkan persatuan dalam kehidupan kota, tak hanya merayakan keragaman. Ada sebuah pepatah Aceh yang bermakna, "Cilaka rumah tanpa atap, cilaka kampung tanpa guyub". Persatuan dan keguyuban ini yang harus terus kita perjuangkan, dimulai dari meruntuhkan sekat-sekat interaksi antarsegmen masyarakatnya, terutama  pemisahan ruang interaksi berdasar kemampuan ekonomi.
Dalam mewujudkan semua prinsip itu, dialog dan musyawarah harus diutamakan melalui mekanisme majelis-majelis perwakilan warga yang dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan. Musyawarah diutamakan untuk menghasilkan kesepakatan dan kesepahaman. "Tuah sakato," kata orang Minang. Dalam kesepakatan berdasar musyawarah itu terkandung tuah kebermanfaatan. Dan di ujungnya, namun menjadi yang terpenting, kita perjuangkan hadirnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Jakarta. Karena hadirnya keadilan sosial ini akan menjadi parameter utama terwujudnya semangat Pancasila di kota ini.
Seluruh aspek dan alat pembangunan kota haruslah ditujukan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi warga. Termasuk APBD, jelas harus mencerminkan keberpihakan kepada mereka yang belum merasakan keadilan sosial. Bung Karno dahulu berucap, "Kita hendak membangun satu negara untuk semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tapi semua untuk semua."
Maka segala pengambilan kebijakan di kota ini haruslah didasarkan pada kepentingan publik luas. Pengelolaan tanah, air, teluk dan pulau, tidaklah boleh diletakkan atas dasar kepentingan suatu individu, kepentingan suatu golongan, kepentingan suatu perhimpunan, ataupun kepentingan suatu korporasi. Semua untuk semua, Jakarta untuk semua, inilah semangat pembangunan yang akan kita letakkan untuk Jakarta. Jakarta adalah saksi bagaimana sebuah bangsa menempuh jalan terjal mendaki untuk wujudkan mimpi merdekanya.
Tanggung jawab kita kini adalah menjadikan Ibu Kota menjadi kota milik semua. Setiap keluarga dan pribadi kita harus bisa mengatakan dengan penuh rasa syukur, beruntung kita tinggal di Ibu Kota. Ibu Kota harus menjadi kota yang manusiawi, kota yang memberikan ruang pada seni, kebudayaan dan tradisi untuk berkembang, sekaligus kota yang kehidupannya membahagiakan.
Di Ibu Kota semua harus berkesempatan untuk maju bersama. Jakarta harus maju bersama. Gubernur dan Wakil Gubernur tentu menjadi pemimpin bagi semua dan harus menghadirkan keadilan bagi semua. Namun jelas pula bahwa kami hadir dengan tekad mengutamakan pembelaan yang nyata kepada mereka yang selama ini tak mampu membela diri sendiri, membantu mengangkat mereka yang selama ini terhambat dalam perjuangan mengangkat diri sendiri.
Bang Sandi tadi sudah menegaskan komitmen dan paradigma ke depan tentang pembangunan kota. Bang Sandi sudah jabarkan bagaimana kita akan bersama-sama membangun dan mengelola kampung, jalan, sekolah, puskesmas, pasar, angkot, dan berbagai aspek kota lainnya. Seperti kata Bang Sandi, ini adalah satu langkah bersama ke depan, memastikan Jakarta yang lebih ramah mimpi. Untuk itu, kami hadir mengajak seluruh warga, menjadikan usaha memajukan kota sebagai sebuah  gotong royong, sebuah  gerakan bersama.
Dalam pembangunan kota ke depan, Gubernur bukan sekadar administrator bagi penduduk kota, bukan pula sekadar penyedia jasa bagi warga sebagai konsumennya. Namun kami bertekad akan menjadi pemimpin bagi kolaborasi warga kota yang berdaya dan turut menjadi perancang dan pelaku  pembangunan. Dalam pepatah Banjar dikatakan, "Salapik sakaguringan, sabantal sakalang gulu." Satu tikar tempat tidur, satu bantal penyangga leher.
Kiasan ini bermakna hubungan antarelemen masyarakat yang erat, saling setia dan mendukung satu sama lain. Inilah semangat yang hendak kita bangun. Selain itu, kami mengajak pula seluruh elemen kepemimpinan di kota Jakarta ini, mulai dari jajaran pemerintah daerah, para wakil rakyat, pemimpin lembaga pertahanan, keamanan dan penegakan hukum, untuk memiliki tekad yang sama: menghibahkan hidupnya kepada rakyat Jakarta, bukan sebaliknya, menyedot kekayaan dari kota dan warganya, untuk dibawa pulang ke rumahnya.
Sebuah kearifan lokal dari Minahasa mengingatkan, "Si tou timou tumou tou." Manusia hidup untuk menghidupi orang lain, menjadi pembawa berkah bagi sesama. Sebuah pengingat bagi semua manusia, namun terutamanya bagi para pemimpin.
Mohammad Husni Thamrin, seorang putra terbaik Jakarta pernah mengatakan, "Setiap pemerintah harus mendekati kemauan rakyat", inilah sepatutnya dan harus menjadi dasar untuk memerintah. Pemerintah yang tidak memedulikan atau menghargakan kemauan rakyat sudah tentu tidak bisa mengambil aturan yang sesuai dengan perasaan rakyat.
Ucapan Husni Thamrin ini terpatri dalam patungnya yang berdiri di Lapangan Monas di hadapan kita ini. Saudara-saudara semua, perjuangan kita ke depan adalah perjuangan untuk mewujudkan gagasan, kata dan karya yang selama ini telah kita tekadkan.
Dengan tak henti memohon pertolongan kepada Yang Maha Memberi Pertolongan, mari kita bersama berikhtiar mewujudkan Jakarta yang maju setiap jengkalnya, dan bahagia setiap insan di dalamnya. Tanah Air Indonesia adalah karunia Allah. Ciptaan Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Bangsa ini diberikan keindahan dan kekayaan Alam yang tiada tandingnya. Ya, alam Indonesia adalah ciptaan Tuhan, tapi desa, kota dan negara di tanah ini adalah ciptaan manusia. Tuhan menciptakan alam, manusia membentuk kota. Bagaimana kota kita sepenuhnya kembali pada diri kita semua.
Semoga Allah membantu ikhtiar kita, melindungi Ibu Kota, menjadikannya wilayah yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, serta menurunkan keberkahan bagi setiap warganya. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada usaha, kekuatan, dan daya upaya selain dengan kehendak Allah.
Wallahu muwafiq ila aqwamith thoriq, billahi taufiq wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(ase)

Reklamasi Teluk Jakarta : Cara Komunis China Mendominasi Ruang Hidupnya di Indonesia

Pilkada DKI memang usai. Uniknya, kenapa viral isu tuntutan janji bagi pemenang Pilkada kok justru down payment (DP) 0 percent untuk perumahan? Bacaan geopolitik justru viral isu tersebut merupakan salah satu trik deception (penyesatan). Kenapa?
Sebab yang utama sesungguhnya adalah membatalkan reklamasi 17 pulau sesuai janji si pemenang, karena reklamasi merupakan metode utama Cina dalam rangka meluaskan ruang hidupnya di Indonesia. Agaknya, Cina dan para kompradornya di tanah air kita tercinta, berusaha dengan segala cara, agar Reklamasi Teluk Jakarta tetap bisa diteruskan.
Begitulah pandangan tersebut disampaikan oleh M Arief Pranoto, pengkaji geopolitik dan direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan Global Future Institute (GFI), dalam presentasinya di dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan GFI.
Dalam bacaan Arief Pranoto, ada ajaran geopolitik bahwa manusia butuh negara, dan negara butuh ruang hidup (living space atau lebensraum). Tatkala muncul klaim sepihak terhadap perairan Natuna dan perairan beberapa negara lain di Laut China Selatan (LCS) oleh Negeri Tirai Bambu dengan mengabaikan UNCLOS 1982, misalnya, langkah hina tersebut adalah dalam rangka memperluas ruang hidup terutama mengamankan rute dan jalur distribusi energinya. Energy security.
Atau ketika Cina berencana membelah Kra Thailand, ataupun membangun Terusan Nikaragua, dan lain-lain. Itulah inti teori geopolitik yang melandasi OBOR-nya Xi Jinping mengurai serta memperluas living space atau lebensraum.
“Inilah mengapa Cina sangat bernafsu membangun berbagai infrastruktur baik pelabuhan laut maupun bandara udara di republik tercinta ini. Betapa selain alasan ekonomi — Indonesia merupakan lintasan Sealane of Communications (SLOCs) yaitu jalur perdagangan dunia yang tidak pernah sepi akibat posisi silang di antara dua benua dan dua samudera.
Juga infrastruktur tersebut dapat diubah sebagai fasilitas militer jika nantinya meletus friksi terbuka dengan Amerika sesuai ramalan Huntington,” demikian analisis Arief Pranoto yang tiga bulan lalu bersama Hendrajit baru saja menerbitkan buku baru bertajuk “Perang Asimetris dan Skema Penjajahan Gaya Baru.”
Dalam diskusi terbatas yang dihadiri berbagai kalangan akademis dan berbagai komponen pemuda dan mahasiswa dan menerapkan model Focus Group Discussion (FGD), sempat mencuat beberapa poin menarik. Antara lain, bahwa ide Reklamasi Teluk Jakarta tidak bisa dilepaskan dari gagasan Presiden Cina Xi Jinping, One Belt One Road (OBOR).
Dengan makna lain, Jinping melalui kebijakan OBOR, mencari ruang hidup baru bagi warga negaranya akibat “ledakan penduduk” di China Daratan. Pertanyaan menarik selanjutnya, Mengapa Cina bernafsu membangun infrastruktur di Indonesia?
Menurut penelisikan tim riset Aktual, kebijakan OBOR berasald doktrin maritim Cina, String of Pearl. yaitu strategi Cina guna mengamankan jalur ekspor-impor terutama suplai energi (energy security) dari negara dan/atau kawasan asal hingga ke kawasan tujuan.
Target jalur yang diincar ialah bentangan perairan dari pesisir Laut Cina Selatan, Selat Malaka, melintas di Samudera Hindia, Laut Arab, Teluk Persia, dan lainnya sehingga bila dilihat dalam sebuah peta seperti untaian mutiara (Pearls).
Kebijakan dan strategi ini, selain mengandung konsekuensi dibutuhkannya militer modern progresif, juga perlu akses lapangan terbang dan/atau pelabuhan-pelabuhan laut sebagai penyangga. Dan sudah barang tentu, kelak infrastruktur ini dapat diubah menjadi fasilitas militer.
Menanggapi simpul-simpul pemikiran yang berkembang dalam forum diskusi, Arief Pranoto seperti juga sudah dia tulis dalam makalahnya yang sudah dipublikasikan secara luas, menandaskan bahwa ada beberapa infrastruktur yang telah berdiri di Jalur OBOR seperti di Pulau Hainan; atau landasan terbang darurat di Pulau Woody, Kepulauan Paracel; fasilitas pengiriman kontainer di Chittagong, Bangladesh; pembangunan pelabuhan di Sittwe, Myanmar; pembangunan basis angkatan laut di Gwadar, Pakistan; pipa melalui Islamabad dan Karakoram Highway ke Kashgar di Xinjiang; fasilitas pengumpulan intelijen di pulau-pulau di Teluk Benggala dekat Selat Malaka, serta pelabuhan Hambantota di Sri Lanka, dan lain-lain.
Lebih lanjut Pranoto memaparkan. Secara fisik, kendala utama implementasi String of Pearls adalah bercokolnya kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) dan sekutu (Armada ke 7 Amerika) di Singapura. Artinya, jika kelak terjadi friksi terbuka antara AS versus China sesuai ramalan Samuel P Huntington dalam buku The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia) maka bakal terjadi hambatan bagi hilir mudik kapal-kapal China di Selat Malaka. Kenapa? Karena 80-an percent suplai energi China melalui Selat Malaka.
Menghadapi kendala tersebut, secara cerdas, Jinping melahirkan OBOR sebagai penyempurnaan String of Pearls. Dan tak boleh disangkal, OBOR merupakan langkah antisipatif Cina jika kelak Selat Malaka diblokade oleh Paman Sam.
Kenapa demikian, bahwa salah satu jalur OBOR —sebab tidak ada jalan lain— adalah melintas di selat-selat dan perairan Indonesia. Inilah alternatif jalur paling singkat menuju Samudera Hindia, Laut Arab, dan lain-lain guna mengamankan suplai energi China sesuai rute String of Pearls sebelumnya.
Makanya dulu ia sangat bernafsu menjadi investor tunggal ketika pemerintah —zaman SBY— hendak membangun Jembatan Selat Sunda. Kalau jadi, maka itu yang disebut berkah bagi Cina tetapi bencana ‘geopolitik’ bagi Indonesia. Simpul-simpul transportasi strategis kok mau diserahkan kepada asing?
Mungkin inilah jawaban kenapa Cina sangat bernafsu membangun berbagai infrastruktur baik pelabuhan laut maupun bandara udara di republik tercinta ini. Betapa selain alasan ekonomi — Indonesia merupakan lintasan Sealane of Communications (SLOCs) yaitu jalur perdagangan dunia yang tidak pernah sepi akibat posisi silang di antara dua benua dan dua samudera, juga infrastruktur tersebut dapat diubah sebagai fasilitas militer jika nantinya meletus friksi terbuka dengan Amerika atau negara manapun yang kelak jadi musuh Cina.
B

Tim Sinkronisasi Pastikan Anies Setop Reklamasi Jakarta

- Tim Sinkronisasi bentukan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memastikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menghentikan proyek reklamasi...